Jumat, 23 Juli 2010

DUA ALAT BERAT DIBAKAR MASSA

Tanjung Kedabu-RANGSANG, selama beroperasinya PT. SRL (Sumatra Riang Lestari) di beberapa desa di Kec. Rangsang Kab. Kepulauan Meranti Prov. Riau yang menjanjikan untuk mensejahterakan masyarakat dan menumbuhkan perekonomian masyarakat desa sekitar, dari awal operasinya tidak disetujui oleh masyarakat Kec. Rangsang karena menurut masyarakat kehadiran PT tersebut merugikan dan meresahkan masyarakat, seperti banyaknya lahan masyarakat yang dicaplok oleh PT. SRL tsb, hancurnya hutan alami, masyarakat tidak bisa membuka lahan baru, sulitnya mencari bahan baku kayu, merusak habitat yang ada di hutan Rangsang.
Dengan tidak diterimanya kehadiran PT. SRL itu Camat, Kepala Desa seRangsang, Tokoh Masyarakat dan LSM SAR (Suara Anak Rangsang) dipertemukan dengan pihak PT SRL yang di fasilitasi oleh Bupati Kepulauan Meranti namun dalam pertemuan itu terjadi perdebatan sengit sehingga tidak ada jalan keluar dari permasalahan tersebut karena PT. SRL itu telah mendapat izin dari Menteri Kehutanan RI. Namun masyarakat tetap menolak "menolak itu harga mati" sebagai disampaikan oleh Kamal ketua LSM Suara Anak Rangsang di hadapan pejabat Bupati. Sehingga Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti tidak dapat berbuat banyak, hanya mengusulkan untuk peninjauan ulang izin tersebut kepada Menteri Kehutanan RI.
setelah hampir setahun berjalan. PT. SRL tersebut tetap beroperasi, namaun masyarakat tetap tidak menerima kehadirannya sehingga masyarakat tanjung Kedabu Kec. Rangsang menyampaikan aspirasi kepada DPRD Kab. Kepulauan Meranti, namun tidak membuahkan hasil yang diharapkan, dengan alasan yang sama yaitu PT. tersebut telah memiliki izin Menteri Kehutanan RI, masyarakat tidak tahu kemana lagi mengadu hingga hilangnya kesabaran dan menyulut kemarahan masyarakat maka terjadilah peristiwa anarkis dari masyarakat terhadap PT. SRL pada kamis, 22 Juli 2010 sekitar jam 17.00 WIB yaitu dibakarnya dua alat berat milik PT. SRL. Sehingga alat tersebut gosong tak dapat difungsikan lagi. Tunggu berita selanjutnya........................

2 komentar:

  1. ass.... Salam perdamaian bro.... Maaf numpang coment... Saya anak desa tanjung kedabu.. Memang tidak terima hutan lahan milik kami di lakukan sedemikian rupa.. Benar kata anda kemana lagi kami harus mengadu..

    Sekarang lihat hanya api yg mampu berkata,.
    Kami hanya minta hak kami,, itu saja.

    Seandainya posisi kalian seperti kami, apa yang akan kalian buat.

    Kalau ingin jelasnya gimana keadaan hutan kami sekarang silahkan layari ke www.evanscreen.co.cc

    mentri kehutanan pun tidak pernah meninjau kesini kenapa bisa bisa langsung memberi izin.. Sedangkan hutan itu paru-paru dunia,,

    kami minta hak kami. Titik

    BalasHapus
  2. kenapa tidak ada yg coment, pada kemana penduduk sekepulauan riau.
    Ayo jawab, seandainya posisi anda semua di posisi kami.
    Jawab...

    BalasHapus